Sejarah

ADMIN 1 JRB
31 Oktober 2022 380 x
Sekilas Sejarah
Jemaat Rehobot Bakunase
Jemaat GMIT Rehobot Bakunase mempunyai sejarah yang panjang
hingga saat ini dalam misi menyampaikan Injil dan Shalom Allah di tempatnya
berdiri. Berdasarkan informasi yang pernah dikumpulkan, sejarah Jemaat GMIT
Rehobot berawal dari Gereja Betel Kuatae pada tahun 1919 di Bakunase yang merupakan pusat Kefetoran Sonbait
Kecil, menyatu dengan Sekolah Rakyat
yang diibangun tahun 1910.
Pada tahun 1920, Belanda menempatkan Pdt. P. Huandao sebagai pendeta tetap
Jemaat Betel Kuatae.Gereja Betel Kuatae Bakunase dalam perkembangannya kemudian
berpindah tempat dan menjadi Gereja Betel Kiututu pada tahun 1933. Lokasinya di sekolah SD GMIT Airnona
seberang pasar Kel. Airnona
sekarang. Pada tahun 1936, Gereja
ini pindah lagi ke bangunan
baru yang didirikan
terpisah menjadi Jemaat Betel Lila (sekarang GMIT Syalom).
Ketika Jepang masuk tahun 1942, terjadi perang dengan penjajah
Belanda yang menyebabkan jemaat kocar- kacir
mencari tempat menyelamatkan diri. Pada jaman pendudukan Jepang, para pendeta
tidak lagi mendapat gaji, sehingga
harus juga bekerja
sebagai petani. Pdt. P. Huandao di tempat persembunyiannya di Amnesi membangun pondok kecil sebagai
tempat tinggal dan juga tempat kebaktian. Kemudian tempat kebaktian ini dikenal
sebagai Betel Amnesi, yang menjadi pondok gereja kedua setelah Betel Lila.
Setelah kemerdekaan
Indonesia tahun 1945, kegiatan Gereja pun kembali
normal. Pada tahun 1947, Gereja Betel Amnesi pindah lokasi ke tanah
lapang/sawah dekat kolam ikan pada waktu itu.
Namun karena tanah sawah yang menyulitkan jemaat maka dipilih dan
disepakati lokasi yang baru yakni di Penjarum (lokasi Gereja Rehobot sekarang).
Gedung kebaktian tersebut dibangun tahun 1954 dan diresmikan dengan nama GMIT Rehobot
pada 1 Mei 1955 oleh Sekretaris Sinode GMIT: Ds. L. Radja Haba, dihadiri
juga oleh Ketua Klasis Kota Kupang: Ds. J. Arnoldus
beserta Badan Pengurus Sinode dan Klasis.
Sejak berdirinya Jemaat GMIT Rehobot Bakunase maka sejumlah
pendeta telah melayani di Jemaat ini. Beberapa pendeta sudah meninggal,
emeritus dan lainnya masih melayani sebagai pendeta baik di GMIT Rehobot maupun
di mata jemaat GMIT yang lain. Nama-nama Pendeta tersebut adalah:
Pdt. Piet Huandao (†);
Pdt. J.S. Napu (†);
Pdt. J.D.F. Patty (†);
Pdt. B.I. Belli (†);
Pdt. R.O. Serangmo (†);
Pdt. J.S. Wetangterah, S.Th (†);
Pdt. Andreas Ina, B.Th (†);
Pdt. D. Mirpey, Sm.Th (†);
Pdt. A.A.F. Nitti-Loe, M.Th;
Pdt. N. Tullu S.Th (†);
Pdt. Mesakh J. Karmany, S.Th;
Pdt. Obed Bolle, Sm.Th;
Pdt. L.L. Lapiweni, Sm.Th (†);
Pdt. Jusuf Lani, S.Th;
Pdt. Esterina J. Nunuhitu-Maranduri, S.Th;
Pdt. Endrieke Th. D. Telnoni - Funay, M.Th;
Pdt. Wenny Yapusair Djahimo-Maahuri, S.Th (†);
Pdt. Florens Sugeng Joko Priyono, S.Th;
Pdt. Yerry Yacob Hawu S.Th;
Pdt. Yetty Matelda Pello-Toelle, Sm.Th;
Pdt. Yuliana Bani-Banunu, S.Th (†);
Pdt. Kristoforus Sunur, S.Th;
Pdt. Yaksih Abelmesraim Nuban Timo, S.Th; M.Si.
Pdt. Depy Anita Ratuwaloe - Djari, S.Th
Dalam perkembangan pelayanannya, GMIT Rehobot Bakunase
telah mengembangkan pelayanan di sejumlah pos/cabang yang kemudian tumbuh
menjadi jemaat yang mandiri. Jemaat
mandiri tersebut adalah GMIT Zoar Penkase (25 Maret 1971),
GMIT Alfa Omega Labat (4 Oktober 2004),
GMIT Pohonitas
Manulai II (25 Oktober 2005), dan GMIT Hosana
Batuplat (2 Juni 2013). GMIT Pohonitas juga sudah memiliki cabang pelayanan
yang akan mandiri sehingga dapat dikatakan GMIT Rehobot Bakunase sudah punya
anak dan cucu.